BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Berdirinya Kerajaan Singasari
Latar
belakang berdirinya kerajaan Singosari adalah menurut Pararaton,
Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat
sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati
dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi
akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang
bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat
melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.
Pada
tahun 1254 terjadi
perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu
menggabungkan diri dengan Ken
Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel
bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa
Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.
Nagarakretagama juga
menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun tidak
menyebutkan adanya nama Ken
Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah
Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.
Prasasti Mula Malurung atas
nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri
Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar
anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah
pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga
menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.
1.2
Riwayat Penting
Tentang Kerajaan
Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan
adanya pemerintahan bersama antara Wisnuwardhanadan Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli Narasingamurti adalah Mahisa Campaka.
Apabila
kisah kudeta berdarah dalam Pararaton benar-benar terjadi, maka dapat dipahami
maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara
kedua kelompok yang bersaing.Wisnuwardhana merupakan
cucu Tunggul Ametung sedangkan Narasingamurti adalah
cucu Ken Arok.
1.3 Kejayaan
Kertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam
sejarah Singhasari (1268 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke
luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim
pasukanEkspedisi Pamalayu untuk
menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi
bangsa Mongol.
Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan
Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini
akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa
yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara.
Pada
tahun 1284,
Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari
meminta agar Jawa mengakui
kedaulatan Mongol.
Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah
bawahan Singhasari di luar Jawa pada
masa Kertanagara antara
lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, danBakulapura.
1.4
Keruntuhan
Kerajaan
Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami
keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang
merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam
serangan itu Kertanagara mati
terbunuh.
Setelah
runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi
raja dan membangun ibu kota baru di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.
1.5
Hubungan dengan Majapahit
Pararaton, Nagarakretagama,
dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijayacucu Narasingamurti yang
menjadi menantu Kertanagara lolos
dari maut. Berkat bantuan Aria
Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak
mendirikan desa Majapahit.
Pada
tahun 1293 datang
pasukan Mongol yang dipimpin Ike
Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh,
Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari
tanah Jawa.
Raden Wijaya kemudian
mendirikan Kerajaan
Majapahit sebagai kelanjutan Singhasari, dan menyatakan dirinya
sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.
BAB 2
KEHIDUPAN BERAGAMA DI KERAJAAN
SINGASARI
Kerajaan
Singasari adalah sebuah kerajaan Hindu Buddha di Jawa
Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. Lokasi kerajaan ini
sekarang diperkirakan di daerah Singosari, Malang. Kerajaan Singasari hanya
sempat bertahan 70 tahun sebelum mengalami keruntuhan. Kerajaan ini beribu kota
di Tumapel yang terletak di kawasan bernama Kutaraja. Pada awalnya, Tumapel
hanyalah sebuah wilayah kabupaten yang berada dibawah kekuasaan Kerajaan Kadiri
dengan bupati bernama Tunggul Ametung. Tunggul Ametung dibunuh oleh Ken Arok
yang merupakan pengawalnya.
Keberadaan Kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui. Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung. Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M /1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter. Ken Arok yang mengangkat dirinya sebagai raja Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
Keberadaan Kerajaan Singosari dibuktikan melalui candi-candi yang banyak ditemukan di Jawa Timur yaitu daerah Singosari sampai Malang, juga melalui kitab sastra peninggalan zaman Majapahit yang berjudul Negarakertagama karangan Mpu Prapanca yang menjelaskan tentang raja-raja yang memerintah di Singosari serta kitab Pararaton yang juga menceritakan riwayat Ken Arok yang penuh keajaiban. Kitab Pararaton isinya sebagian besar adalah mitos atau dongeng tetapi dari kitab Pararatonlah asal usul Ken Arok menjadi raja dapat diketahui. Sebelum menjadi raja, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya, karena tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung. Selanjutnya ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kadiri yang diperintah oleh Kertajaya. Keinginannya terpenuhi setelah kaum Brahmana Kadiri meminta perlindungannya. Dengan alasan tersebut, maka tahun 1222 M /1144 C Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan pada pertempuran di desa Ganter. Ken Arok yang mengangkat dirinya sebagai raja Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi.
*
Sumber Sejarah
Sumber-sumber
sejarah Kerajaan Singasari berasal dari:
·
Kitab
Pararaton, menceritakan tentang raja-raja Singasari.
kitab
paparaton
|
·
Kitab
Negara Kertagama, berisi silsilah raja-raja Majapahit yang memiliki hubungan
erat dengan raja-raja Singasari.
kitab negarakertagama
|
·
Prasasti-prasasti
sesudah tahun 1248 M.
·
Berita-berita
asing (berita Cina), menyatakan bahwa Kaisar Khubilai Khan mengirim pasukkannya
untuk menyerang Kerajaan Singasari.
·
Peninggalan-peninggalan
purbakala berupa banguna-bangunan Candi yang menjadi makam dari raja-raja Singasari
seperti
Dari segi aspek kehidupan
beragama, jadi agama di kerajaan singasari diangkat
seorang Dharmadyaksa (kepala agama Buddha). Disamping itu ada pendeta Maha
Brahmana yang mendampingi Raja, dengan pangkat Sangkhadharma. Sesuai dengan
agama yang dianutnya, Kertanegara didharmakan sebagai Syiwa Buddha di candi
Jawi, di Sagala bersama – sama dengan permaisurinya yang diwujudkan sebagai
Wairocana Locana, dan sebagai Bairawa di candi Singasari. Terdapat prasasti
pada lapik (alas) arca Joko Dolog yang ada di taman Simpang di Surabaya, yang
menyebutkan bahwa Kertanegara dinobatkan sebagai Jina atau Dhyani Buddha yaitu
sebagai Aksobya. Sedangkan arca Joko Dolog itu sendiri merupakan arca
perwujudannya. Sebagai seorang Jina ia bergelar Jnanasiwabajra.
BAB 3
KESIMPULAN
Dari teori yang telah dijelaskan
diatas, dapat kita simpulkan bahwa agama
di kerajaan singasari diangkat
seorang Dharmadyaksa (kepala agama Buddha). Disamping itu ada pendeta Maha
Brahmana yang mendampingi Raja, dengan pangkat Sangkhadharma. Sesuai dengan agama
yang dianutnya, Kertanegara didharmakan sebagai Syiwa Buddha di candi Jawi, di
Sagala bersama – sama dengan permaisurinya yang diwujudkan sebagai Wairocana
Locana, dan sebagai Bairawa di candi Singasari. Terdapat prasasti pada lapik
(alas) arca Joko Dolog yang ada di taman Simpang di Surabaya, yang menyebutkan
bahwa Kertanegara dinobatkan sebagai Jina atau Dhyani Buddha yaitu sebagai
Aksobya. Sedangkan arca Joko Dolog itu sendiri merupakan arca perwujudannya.
Sebagai seorang Jina ia bergelar Jnanasiwabajra.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar